Contoh Laporan Hasil Observasi Bimbingan Konseling
Table of Contents
Kali ini admin postingkan contoh laporan hasil observasi bimbingan konseling silahkan simak dibawah ini.
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Setiap individu mempunyai keunikan masing-masing,
mempunyai kemampuan dan karakteristiknya masing-masing. Mulai dari yang cepat memahami pelajaran,
hingga yang lamban. Mulai dari siswa yang berprestasi, hingga anak yang sarat akan masalah.
Pada setiap kelas di Sekolah Dasar tidak
jarang dijumpai peserta didik yang bermasalah baik dalam hal interaksi dengan
sesama temannya, maupun dalam hal belajar. Mereka dapat dikategorikan sebagai
kelompok yang menuntut layanan bimbingan yang khusus. Temuan lapangan Sunaryo
dkk dalam Sunaryo menunjukkan bahwa masalah-masalah siswa sekolah dasar
menyangkut aspek perkembangan fisik, kognitif, pribadi, dan sosial.
Adanya rentang keragaman individual siswa
yang amat lebar memunculkan populasi khusus target layanan bimbingan, antara
lain mencakup:
a.
siswa
dengan kecerdasan dan kemampuan tinggi
b.
siswa
yang mengalami kesulitan belajar
c.
siswa
dengan perilaku bermasalah.
Untuk itu guru SD perlu memiliki pengetahuan
dan keterampilan tentang jenis-jenis data yang perlu dikumpulkan, sumber untuk
memperoleh data tersebut, cara dan prosedur mendapatkan data, dan keterampilan
dalam menyusun alat pengumpul data serta penggunannya. Pengetahuan dan
keterampilan tersebut sangat berguna dalam mengidentifikasi peserta didik.
2. Rumusan
Masalah
Pada penelitian kali ini, penulis memfokuskan
pada siswa yang mengalami kesulitan belajar dan anak yang berprestasi pada kelas VI di SDN No. 101788 Marindal I Kecamatan Patumbak Kabupaten
Deli Serdang.
3.
Tujuan
Tujuan diadakannya observasi ini adalah untuk
mengetahui dan mengidentifikasi peserta didik yang bermasalah di kelas VI di SDN No. 101788 Marindal I Kecamatan
Patumbak Kabupaten Deli Serdang
Tak hanya itu, penulis pun mencari solusi
masalah tersebut.
4. Manfaat
Laporan
ini sangat bermanfaat sekali bagi penulis, karena:
a.
Memberikan
kesempatan kepada penulis (mahasiswa) untuk mempelajari, mengamati, dan
mengkaji suatu permasalahan yang dihadapi oleh siswa.
b.
Melatih
kita dalam membuat suatu karya tulis agar terbiasa dan lebih baik.
c.
Memberikan
kesempatan kepada mahasiswa (penulis) untuk lebih mengenal calon anak didiknya
dalam berbagai aspek yang ada dalam diri mereka dan masalah yang mereka hadapi,
khususnya anak yang berkesulitan belajar.
d.
Sebagai
pedoman untuk pembelajaran.
e.
Sebagai
motivasi untuk melakukan suatu observasi, wawancara atau membaca buku-buku yang
berhubungan dengan permasalahan anak atau siswa.
Tidak hanya bagi penulis, laporan ini juga
bermanfaat bagi pembaca, karena:
a. Mengetahui akan masalah yang dihadapi
seorang siswa yang mungkin kita tidak menyadarinya.
b. Lebih mendekatkan pembaca khususnya
orang tua dengan anaknya, dengan memberikan perhatian, kesempatan dan motivasi
bagi mereka.
c. Menumbuhkan rasa ingin tahu dan
kepedulian akan masalah yang dihadapi oleh siswa.
5.
Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian, penulis
menggunakan berbagai macam teknik, diantaranya,angket, dokumen, dan wawancara.
6.
Waktu dan Tempat
Penulis melakukan beberapa kali kunjungan ke SDN
No. 101788 Marindal I Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli
Serdang, yakni tanggal 26 dan tanggal 27 April 2012.
BAB II
LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
Bimbingan merupakan terjemahan dari istilah Guidance
dalam bahasa Inggris. Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh seorang ahli kepada individu dengan menggunakan cara, prosedur
dan bahan tertentu agar individu tersebut dapat mandiri, mampu memecahkan
masalah yang dihadapi dan dapat mengembangkan diri sebagai personal yang unik.
Dilihat dari fungsi bimbingan atau penyuluhan itu
bersifat pencegahan, pengembangan, dan penyembuhan.
Adapun beberapa fungsi bimbingan di SD, antara lain:
a. Penyuluhan (distributive)
b. Pengadaptasian (adaptive)
c. Penyesuaian (adjustive)
Jenis dan layanan bimbingan berupa bantuan-bantuan diantaranya:
a. Pemberian informasi sebagai orientasi
b. Bantuan untuk menyesuaikan diri
c. Penyuluhan tentang perkembangan individu.
Penyesuaian terhadap situasi baru,mengembangkan
kemampuan anak untuk memahami diri sendiri dan meerapkannya dalam situasi
mendatang.
Bimbingan bukan lagi suatu tindakan yang bersifat hanya mengatasi setiap krisis yang dihadapi oleh anak,tetapi juga merupakan suatu pemikiran tentang perkembangan anak sebagai pribadi dengan segala kebutuhan,minat dan kemampuan yang harus berkembang.
Bimbingan bukan lagi suatu tindakan yang bersifat hanya mengatasi setiap krisis yang dihadapi oleh anak,tetapi juga merupakan suatu pemikiran tentang perkembangan anak sebagai pribadi dengan segala kebutuhan,minat dan kemampuan yang harus berkembang.
A.
Pengertian anak kesulitan belajar
Kesulitan belajar adalah
suatu kondisi dimana kompetensi atau prestasi yang dicapai tidak sesuai dengan
kriteria standar yang telah ditetapkan. Kondisi yang demikian umumnya
disebabkan oleh faktor biologis atau fisiologis, terutama berkenaan dengan
kelainan fungsi otak yang lazim disebut sebagai kesulitan dalam belajar
spesifik, serta faktor psikologis yaitu kesulitan belajar
yang berkenaan dengan rendahnya
motivasi dan minat belajar.Berbagai masalah anak kesulitan belajar secara umum menyangkut kemampuan akademik dasar seperti calistung (membaca,menulis, dan berhitung). Hal ini menyebabkan anak kesulitan belajar sulituntuk diidentifikasi hingga mereka masuk sekolah dan mengalamimasalah prestasi akademis. Tanda anak yang mengidap kesulitan belajar antara lain:
a.
Perkembangan terlambat Secara performance anak yang jauh
tertinggal dengan teman seusianya
menjadi indikator adanya kelainan perkembangan pada anak berkesulitan belajar.
Perkembangan ini menyangkut keterlambatan berbahasa, misal: sulit mengerti kata
-kata, sulitberbicara sesuai dengan anak sebayanya. Keterlambatan ini juga bisa dilihat dari proses pertumbuhanya,
seperti terlambat berjalan atau terlambat
berdiri. Hal lain, ketertinggalan dalam memahami arah,mengenal bentuk huruf,
pelafalan kata atau hitungan. Hasil studimenunjukan anak yang terlambat
perkembangannya juga mengalamiketerlambatan di sekolah.
b.
Penampilan tak konsisten.Anak kesulitan
belajar mampu melakukan soal matematika
dari
guru saat ini, tapi jika mendapat soal itu pada pekan depan ia takmampu untuk menyelesaikannya.
Kesulitan ini diprediksi karenakemampuan mengingatnya. Ketidak-konsisten anak
kesulitan belajarjuga bisa berupa tulisan yang jelek namun hasil lukisanya
bagus, danbisa juga, lebih bisa mengerjakan sesuatu dengan baik di
rumahdaripada di sekolah.
c.
Kehilangan minat belajarSebenarnya anak
kesulitan belajar suka belajar, namunantusiamenya kian berkurang begitu masuk
sekolah karenamengalami gangguan pemrosesan informasi yang butuh daya ingatdan
pengorganisasian informasi dalam jumlah besar. Tanda tandayang bisa dilihat
dengan jelas: suka menunda-nunda pekerjaan, sepertimengerjakan tugas belum
selesai dan mengatakan akanmengerjakannya di sekolah.
d.
Tak mencapai prestasi seperti yang
diharapkanAdanya kesenjangan antara potensi dan prestasi yangditunjukan anak
dapat menjadi ciri utama bagi yang mengalamikesulitan belajar. Misal, anak 8
tahun kelas tiga SD, dengan IQ 139dengan kemampuanya bisa menguasai materi
kelas 4 bahkan kelas 5.hambatan ini disebabkan ketidakmampuan belajar mandiri.
e.
Masalah tingkah laku yang menetapAnak
kesulitan belajar umumnya mempunyai masalahperilaku. Masalah perilaku ini,
seperti cepat mengambek dan marah.Anak yang mengalami kesulitan persepsi visual
dan bahasa akan sulitmemahami dan mengingat informasi, sehingga sering terke
san sukardiatur dan kasar. Tingkah laku ini tentunya tidak disadari oleh
anak.Kesulitan muncul saat anak masuk sekolah, karena sekolah secarainten
menuntutnya berperilaku baik. Di sekolah mungkin ia berhasilmengendalikan diri,
namun di rumah ada peruba han mood yangmencolok. Hal ini yang menyebabkan anak
learning disabilitiessering dianggap keras kepala, malas, tak peka, tak
bertanggung jawab,dan tak mau bekerja sama.
Karakteristik kesulitan belajar yang ditemukan pada murid kecendrungan
menunjukkan kesulitan dalam hal-hal berikut :
a. Aspek KognitifYaitu murid yang menunjukkan karakteristik kesulitan dalam masalah-masalah khusus, seperti : kemampuan membaca, menulis mendengarkan, berpikir dan matematis.
Kasus kesulitan membaca (dyslexia) yang sering ditemukan di sekolah merupakan contoh klasik kurang berfungsinya aspek kognitif anak yang mengalami tuna cakap belajar. Kasus-kasus ini membuktikan bahwa anak tuna cakap belajar memiliki kemempuan kognitif yang normal, akan tetapi kemempuan tersebut tidak berfungsi secara optimal sehingga terjadi keterbelakangan akademik (academic retardation), yakni terjadinya kesenjangan antara apa yang mestinya dilakukan dengan apa yang dicapainya secara nyata.
b. Aspek Bahasa
Yaitu murid yang menunjukkan karakteristik kesulitan dalam mengekspresikan diri, baik secara lisan (verbal) maupun tertulis. Dengan kata lain murid yang mengalami tuna cakap belajar dalam aspek bahasa,cenderung mengalami kesulitan dalam menerima dan memahami bahasa (bahasa reseptif ) serta dalam mengekpresikan diri secara verbal (bahasa ekspresif).
c. Aspek motorik
Masalah motorik murupakan salah satu masalah yang dikaitkan dengan murid tuna cakap belajar yang behubungan dengan keulitan dalam keterampilan motorik-perseptual (perceptual-motorproblem) yang deperlukan untuk mengembangakan keterampilan meniru rancangan atau pola, kemampuan ini diperlukan untuk menggambar, menulis menggunakan gunting, serta sangat diperlukan koordinasi yang baik antara tangan dan mata, yang dalam banyak hal koordinasi tersebut kurang dimanfaatkan murid yang mengalami tuna cakap belajar.
d. Aspek Sosial dan Emosi
Dua karakteristik yang sering diangkat sebagai karakteistik social-emosional murid tuna cakap belajar ialah kelabilan emosional dan keimpulsif-an. Kelebihan emosional ditunjukkan sering berubahnya suasana hati dan temperamen yang menyebabkan lemahnya pengendalian terhadap dorongan-dorongan.
Faktor-Faktor Yang Menimbulkan Kesulitan Belajar
Jerome Rosner (1993) melihat bahwa hal-hal yang paling umum, yang
secara langsung berkaitan dengan masalah kesulitan khususnya dalam
ketunacakapan belajar murid di tingkat sekolah dasar ialah keterlambatan dalam
perkembangan ketermpilan perseptual dan kecakapan berbahasa.Selanjutnya, kephart (1967) mengelompokkan penyebab ketuna cakapan belajar kedalam katagori utama yaitu :
Kerusakan Otak
Kerusakan otak berarti terjadinya kerusakan syaraf seperti dalam satu kasus encephalitis, meningitis, toksik. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan gangguan fungsi otak yang diperlukan untuk prosis belajar pada anak remaja. Pada anak yang mengalami minimal brain dysfunction pada saat lahir akan menjadi masalah besar pada saat anak mengalami proses belajar.
b. Faktor Gangguan Emosional
Gangguan emosional terjadi karena adanya trauma emosional yang berkepanjangan sehingga menggangu hubungan fungsional sistem urat syaraf
c. Faktor “Pengalaman”
Faktor pengalaman mencakup faktor-faktor seperti kesenjangan perkembangan dengan kemiskinan pengalaman lingkungannya. Kondisi seperti ini biasanya dialami oleh anak yang terbatas memperoleh rangsangan lingkungan yang layak atau tidak memperoleh kesempatan menangani peralatan atau mainan tertentu, kesempatan seperti ini dapat mempermudah anak dalam mengembangkan keterampilan manipulatif dalam penggunaan alat tulis seperti pensil atau bollpoint.
Biasanya kemiskinan pengalaman ini berkaitan erat dengan konisi sosial ekonomi orang tua, sehingga seringkali juga berkaitan erat dengan masalah kekurangan gizi yang pada akhirnya dapat mengganggu perkembangan dan keberfungsian otak.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Anak
1. Rumah atau Keluarga.
Rumah adalah tempat pendidikan pertama kali bagi seorang
anak dan merupakan tempat yang paling berpengaruh terhadap pola hidup seorang
anak. Anak yang hidup di tengah keluarga yang harmonis, yang selalu melakukan
ketaatan kepada Allah, maka ia akan tumbuh menjadi anak yang taat dan
pemberani. Oleh karena itu, setiap orang tua harus memperhatikan kondisi
rumahnya. Dalam hadits ini, terdapat anjuran untuk memperbaiki rumah supaya
tidak seperti
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat
informal, yang pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan
yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi,
dan mendidik anak agar tumbuh adn berkembang dengan baik.
Brecknridge dan Vincent mengemukakan pentingnya rumah
bagi perkembangan kepribadian anak yaitu sebagai berikut:
a.
Rumah
adalah tempat terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan fisik dan kebutuhan-kebutuhan
psikologis anak,
b.
Rumah
adalah tempat untuk belajar,
c.
Rumah
adalah tempat untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman dalam menerima dan juga
untuk menghadapi orang lain,
d.
Rumah
adalah tempat untuk beristirahat setelah melakukan aktivitas.
2.
Sekolah.
Sekolah merupakan lingkungan baru bagi anak. Tempat
bertemunya ratusan anak dari berbagai kalangan dan latar belakang yang berbeda,
baik status sosial maupun agamanya. Di sekolah inilah anak akan terwarnai oleh
berbagai corak pendidikan, kepribadian dan kebiasaan, yang dibawa masing-masing
anak dari lingkungan dan kondisi rumah tangga yang berbeda-beda.
Begitu juga para pengajar berasal dari berbagai latar
belakang pemikiran dan budaya serta kepribadian. Seorang pengajar merupakan
figur dan tokoh yang menjadi panutan anak-anak dalam mengambil semua nilai dan
pemikiran tanpa memilah antara yang baik dengan yang buruk. Karena anak-anak
memandang, guru adalah sosok yang disanjung, didengar dan ditiru. Sehingga
pengaruh guru sangat besar terhadap kepribadian dan pemikiran anak.
McDonald mengemukakan sebagai berikut “sekolah adalah
lingkungan yang khusus untuk mengubah tingkah laku secara menetap dalam
hubungan dengan seluruh perkembangan pribadinya sebagai masyarakat.”
Seorang pendidik sangat berpengaruh terhadap perkembangan
kepribadian seorang anak. pendidik yang memberikan pandangan hidup yang keliru
terhadap anak akan memberikan dampak atau pengaruh buruk terhadap perkembangan
kepribadian anak tersebut.
3. Lingkungan sosial (faktor
sosiologis)
Lingkungan
sosial adalah semua perangsang dan pengaruh luar yang menimbulkan tingkah laku
tertentu pada seorang anak (contohnya tidak hormat kepada guru, berbohong,
mencontek, melanggar aturan atau norma-norma sosial). Semakin pesatnya kemajuan
dan semakin kompleksnya masyarakat sekarang, maka semakin banyak juga anak yang
tidak mampu melakukan penyesuaian terhadap pelbagai perubahan sosial yang ada.
4. Media Elektronik dan Cetak.
Kedua
media ini sangat berpengaruh terhadap pendidikan, tingkah laku dan kepribadian
anak. Kalau orang tua tidak berhati-hati dan waspada terhadap kedua media ini.
Tidak jarang anak-anak akan tumbuh sebagai mana yang ia peroleh dari kedua
media ini.
a.
Radio dan Televisi
Dari
sisi lain, radio dan televisi sebagai sumber berita, wahana penebar wacana
baru, menimba ilmu pengetahuan dan menanamkan pola pikir pada anak. Namun kedua
media tersebut bisa menimbulkan pengaruh negative terhadap kepribadian anak
misalnya melalui tayangan film-film horor atau mistik Menampilkan orang-orang yang
tidak menutup aurat dan mengajak anak-anak untuk hidup penuh romantis atau
berduaan antara wanita dan laki-laki. Lebih parah lagi, film-film sejenis itu
banyak ditayangkan dan cukup banyak diminati oleh kalangan muda dan orang
dewasa.
Acara televisi seperti itu sangat berbahaya. Ia dapat
menghancurkan kepribadian dan akhlak anak, sehingga para pemuda menjadi
generasi yang labil dan lemah, tidak memiliki kepribadian.
b.
Internet.
Media
ini telah menyumbangkan dampak negatif, sebab bahaya yang timbul dari internet
lebih banyak daripada manfaatnya. Bahkan media ini sudah mengenyampingkan nilai
kemuliaan dan kesucian dalam kamus kehidupan manusia. Misalnya, ada suatu situs
khusus yang menampilkan berbagai gambar porno, sehingga dapat menjerat setiap
anak dengan berbagai macam perbuatan keji dan kotor. Akibat yang ditimbulkan
ialah kehancuran.
c.
Majalah dan Cerpen Anak
Majalah dan buku-buku cerita sangat berperan penting
dalam membentuk pola pikir dan ideologi anak. Sementara itu, majalah yang
beredar baik majalah anak-anak maupun majalah remaja, isinya banyak ditonjolkan
adalah syahwat dan hidup konsumtif. Pengaruh majalah tersebut sangat besar
dalam mempengaruhi generasi muda, sehingga banyak kita temui gaya hidup dan
pola pikir mereka meniru dengan yang mereka dapatkan dari majalah. Oleh sebab
itu, majalah dan buku-buku cerita memiliki peran yang sangat urgen, memiliki
pengaruh sangat signifikan dalam membentuk pola pikir dan tingkah laku serta
pendidikan anak. Anak-anak sangat gemar dan tertarik dengan berbagai kisah,
karena kisah mengandung daya tarik, hiburan, lelucon, kepahlawanan, amanah, dan
kesatriaan.
d.
Komik dan Novel.
Komik banyak digandrungi oleh anakanak kecil atau remaja,
bahkan orang dewasa. Namun bacaan ini, sekarang banyak memuat gambar-gambar
yang tidak sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan anak. Begitu pula novel,
rata-rata berisi percintaan, dongeng palsu, cerita legendaris, penuh dengan
muatan syirik dan kekufuran, serta cerita romantika picisan
5.
Teman dan Sahabat.
Teman
memiliki peran dan pengaruh besar dalam pendidikan, sebab teman mampu membentuk
prinsip dan pemahaman yang tidak bisa dilakukan kedua orang tua.
6.
Jalanan.
Jalanan
tempat bermain dan lalu lalang anak-anak terdapat banyak manusia dengan
berbagai macam perangai, pemikiran, latar belakang sosial dan pendidikan. Dengan beragam latar belakang, mereka sangat membahayakan
proses pendidikan anak, karena anak belum memiliki filter untuk menyaring mana
yang baik dan mana yang buruk.
Di sela-sela bermain, anak akan mengambil dan meniru
perangai serta tingkah laku temannya atau orang yang sedang lewat; sehingga
terkadang mampu merubah pemikiran lurus menjadi rusak, apalagi mereka mempunyai
kebiasaan rusak, misalnya perokok, pemabuk dan pecandu narkoba; maka mereka
lebih cepat menebarkan kerusakan di tengah pergaulan anak-anak dan remaja.
7. Pembantu dan Tetangga.
Para pembantu memiliki peran cukup signifikan dalam pendidikan anak, karena
pembantu mempunyai waktu yang relatif lama tinggal bersama anak, terutama pada
usia balita. Sedangkan pada fase
tersebut, anak sangat sensitif dari berbagai macam pengaruh. Pada masa usia itu
merupakan masa awal pembentukan pemikiran dan aqidah, serta emosional. Begitu
juga tetangga, mereka bisa membawa pengaruh, karena anak-anak kita kadang harus
bermain ke rumahnya.
BAB IV
HASIL OBSERVASI
HASIL OBSERVASI
A. IDENTIFIKASI
B. IDENTITAS SEKOLAH
NAMA
SEKOLAH : SDN
NO. 101788 MARINDAL I
KEC. PATUMBAK KAB. DELI SERDANG
NSS
/ Nomor Statistik Sekolah : 101070105001
ALAMAT :
JL. PTPN II MARINDAL I
C. IDENTITAS KEPALA
SEKOLAH
NAMA : LUMI MANULLANG,
S.Pd
NIP : 19571102
197801 2 004
ALAMAT : JL. BAJAK II H GG. SEKOLAH NO. 247
MARINDAL I
D. IDENTITAS SISWA
BERMASALAH
NAMA : RIVALDO HERMAWAN ZEGA
KELAS : VI (ENAM)
ALAMAT :
JL. KONGSI GG FAMILY
MASALAH
:KURANG MEMAHAMI PELAJARAN DAN
SERING BERKELAHI DENGAN TEMANNYA
E. IDENTITAS SISWA
BERPRESTASI
NAMA : LAZUARDI
KESUMA
KELAS :
VI (ENAM)
ALAMAT : PERUMAHAN SD 101788 MARINDAL I
PRESTASI : SELALU JUARA I DARI KELAS I- VI
SERING MEMENANGKAN LOMBA
ANTAR
SEKOLAH
Daftar
Pertanyaan Yang di Ajukan kepada Siswa yang bermasalah
No
|
Pertanyaan Mahasiswa
|
Jawaban siswa
|
1
|
Adik rivaldo, masalah apa saja yang sering kamu
hadapi di kelas?
|
Suka nggak ngerti pelajaran kak.
|
2
|
Pelajaran apa saja yang susah menurut adik?
|
Bahasa Indonesia, PKN, (Matematika kadang susah
kadang gampang)
|
3
|
Pelajaran apa yang kamu sukai dik?
|
IPA kak
|
4
|
Kenapa adik tidak suka dengan pelajaran bahasa
Indonesia, PKN, dan matematika?
|
Ya susah aja kak, banyak main-main
|
5
|
Apa tidak dimarahi guru main – main di kelas?
|
Ya dimarahi lah ka
|
6
|
Di rumah suka belajar ka?
|
Nggak pernah kak.
|
7
|
Apa orang tua adek pernah menyuruh adek belajar jika
berada di rumah?
|
Kadang- kadang kak, kadang marah, kadang nggak juga.
|
8
|
Kalau di rumah tidur jam berapa?
|
Kalau nggak jam 9, jam 10
|
9
|
Pernah berantem di sekolah atau di kelas dik?
|
Pernah kak. Sama kawanku, aku diam saja dilotaki
nya, trus pas aku berkelahi aku dorong kawanku.
|
10
|
Pernah di bawa ke kantor karena berkelahi?
|
Pernah kak
|
11
|
Apa yang dilakukan guru kepadamu di kantor?
|
Ya…. Dinasihati guru biar nggak gitu lagi
|
12
|
Hobby adik apa?
|
Berenang, main bola, suka main internet.
|
13
|
Internet,,,,? Kapan saja adik main internet, kan
adik sekolah?
|
Pulang sekolah kak.
|
14
|
Di internet buka apa saja dik?
|
Kalau nggak game, facebook.
|
15
|
Biasanya sampai berapa lama main internet dik?
|
Kadang 1 jam kadang sampai 5 jam.
|
16
|
Berapa 1 jam dik?
|
1 jam 2 ribu kak.
|
17
|
Biasanya berapa uang jajan di kasih mamak?
|
Kadang 1 ribu, kadang 2 ribu
|
18
|
Main internet uangnya darimana?
|
Kadang minta mamak, tapi suka kena marah kalau
lama-lama”kenapa lama-lama disitu, bukannya ngerjain PR kau disitu,
habis-habisin duit saja kau” gitu kata mamak.
|
19
|
Kalau tidak dikasih mamak uang, trus darimana
uangnya?
|
Cari botot-botot kak sama kawan.
|
20
|
Biasanya dapatnya berapa?
|
53 ribu
|
21
|
Pernah tinggal kelas atau mendapat nilai merah di
raport nggak dik?
|
Kalau tinggal kelas nggak pernah kak, tapi kalau
dapat nilai merah pernah.
|
22
|
Apa kata guru dan orang tua adek kalau mendapat
nilai merah?
|
Kata mamak” rajin-rajin belajar, biar nggak bodoh
terus.
|
Daftar
Pertanyaan Yang Di Ajukan Kepada Anak yang Berprestasi
No
|
pertanyaan mahasiswa
|
jawaban siswa
|
1
|
Adik , juara berapa di kelas?
|
Juara 1
|
2
|
Sudah berapa kali adik juara di kelas?
|
Mulai dari kelas 1 sampai sekarang kak
|
3
|
Apa yang mendorong adik, supaya tetap berprestasi?
|
Diri sendiri, dan keadaan orangtua kak.
|
4
|
Memangnya apa cita- cita mu dik?
|
Aku mau jadi pilot kak.
|
5
|
Apa motivasi dari orang tua ketika adik mendapat
juara?
|
Orang tua bilang supaya lebih giat belajar.
|
6
|
Apakah orang tua adik pernah memberi hadiah ketika
adik mendapat juara?
|
Tidak pernah kak.
|
7
|
Kalau dari guru, apa motivasi yang diberikan sama
adik?
|
Motivasinya sama seperti orang tua saya kak.
|
8
|
Apa hadiah yang diberikan sekolah bagi anak – anak
yang berprestasi?
|
Biasanya bukun kak.
|
9
|
Apa kegiatan adik setelah pulang sekolah?
|
Bantuin orang tua jualan, belajar dan nonton TV kak.
|
10
|
Jam berapa biasnya adik belajar dirumah?
|
Saya belajar siap makan malam kak
|
11
|
Kira – kira berapa jam adik belajar?
|
Kira 2 jam kak
|
12
|
Kalau belajar dirumah , apakah orang tua adik ikut
membantu adik mengerjakan tugas?
|
Iya kak, diajari sama mamak
|
13
|
Berapa adik bersaudara?
|
2 orang kak
|
14
|
Pernahkah adik diganggu teman, waktu belajar di
kelas?
|
Pernah kak
|
15
|
Terus apa yang yang adik lakukan?
|
Didiamin saja kak, tapi kadang – kadang saya marah
|
16
|
Pelajaran apa yang paling disukai adik dan yang
tidak disukai adik?
|
Saya suka pelajaran IPA kak, yang tidak saya sukai
pelajaran Matematika
|
17
|
Pernah nggak adik ikut olimpiade?
|
Pernah kak
|
18
|
Olimpiade apa dik?
|
Olimpiade MIPA se- kabupaten, dan olimpiade semua
mata pelajaran se-kecamatan
|
19
|
Adik juara berapa?
|
Semua juara 1 kak
|
20
|
Waktu kelas berapa adik mengikuti olimpiade itu?
|
Waktu kelas 4 dan kelas 5
|
SOLUSI YANG DIBERIKAN
GURU
Langkah-langkah dalam pemberian layanan
kompensasi adalah sebagai berikut:
1.
Guru
memahami dan memastikan bahwa murid memiliki pengetahuan faktual yang
diperlukan dalam mempelajari bahan ajaran.
2.
Guru
membatasi jumlah informasi baru kepada hal-hal yang tercantum pada bahan atau
unit ajaran dan sampaikan sedikit demi sedikit. Jika perlu gunakan sistem
jembatan keledai.
3.
Guru
menyajikan informasi secara jelas tentang apa yang harus murid pelajari.
4.
Guru
menyatakan secara eksplisit bahwa informasi yang diajarkan berkaitand engan
informasi yang telah dimiliki murid
5.
Jika
murid sudah mampi menguasai unit-unit kecil, perkenalkan dia kepada unit-unit
yang lebih besar.
6.
Guru
menyiapkan pengalaman ulang untuk memperkuat informasi baru dalam ingatan murid
7.
Guru
melakukan drill dan latihan yang paling efektif, jika perlu minta murid mengatakan dan menuliskan apa
yang dia lihat dan dengar.
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh guru dan orang tua dalam menangani masalah ini.
1.
Memberikan perhatian dan kesempatan-kesempatan yang
sepadan, selaras sesuai dengan kebutuhannya.
2.
Khususnya bagi orang tua, terimalah kelemahan yang dimiliki
anak dengan kesabaran, tanggung jawab untuk membimbingnya.
3.
Maafkan dan jangan dimaki, berilah motivasi atau
dorongan sebagai pemacu semangat mereka.
4.
Jangan sekali-kali memberi anak cap bodoh karena itu
akan menjadi beban baginya.
5.
Selalu berprasangka baik terhadap anak.
6.
Dekatilah dan menjadi teman curhat setia bagi mereka.
7.
Pergunakanlah Metode Bimbingan yang sesuai dengan
kebutuhannya.
BAB V
KESIMPULAN
Kesulitan belajar adalah keragaman kelompok yang mengalami
gangguan yang diwujudkan dalam kesulitan-kesulitan yang signifikan yang dapat
menimbulkan gangguan proses belajar
Faktor-faktor yang menimbulkan kesulitan belajar dikelompokkan kedalam dua kategori
utama, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi minimal
brain dysfunction (ketidak berfungsian minimal otak), kelemahan perceptual,
males belajar, kelemahan dalam membaca (dyslexia), dan bawaan. Sedangkan faktor
Ekstern (dari luar diri anak) yaitu lingkungan yang tidak mendukung, beban
pikiran karena masalah dengan keluarga, tidak adanya atau kurangnya perhatian
dari orang tua juga keluarga dan tidak adanya bimbingan atau pengarahan.
Dari kasus
yang penulis temukan di lapangan, faktor yang mempengaruhi kesulitan siswa yang bersangkutan adalah faktor pola asuh keluarga yang salah dan
tidak adanya bimbingan atau pengarahan di rumah. Bimbingan yang telah diberikan
guru belum membuahkan hasil. Karena anak masih sulit untuk belajar dengan tekun
di rumah. Sebaik apapun usaha yang dilakukan oleh guru, namun yang menentukan
berhasil atau tidaknya suatu bimbingan adalah anak itu sendiri.