Makalah Teori Perilaku Konsumen
Table of Contents
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah serta
karunia-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia dengan judul “Perilaku Konsumen” dengan baik tanpa ada
halangan.
Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bantuan
banyak pihak. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada:
1.
Mia
Lasmi Wardiyah, SP., M.Ag., selaku dosen
pengampu mata kuliah Pengantar Ekonomi;
2.
Orang tua penyusun
yang senantiasa memberikan motivasi;
3.
Teman-teman
kelas Akuntansi Syariah B maupun teman-teman lain yang turut serta membantu
dalam penulisan makalah ini.
Penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat
bagi semua
pihak dan menjadi
referensi untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, penulis mohon maaf bila ada
penulisan kata atau tata bahasa yang masih
salah dan kurang berkenan. Saran, tanggapan dan kritik anda yang
membangun sangat penulis harapkan guna menyempurnakan makalah ini.
Bandung, Oktober
2018
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2
Permasalahan
1.2.1 Rumusan Masalah
Untuk merumuskan masalah tentang perilaku konsumen adalah sebagai berikut:
1.
Jelaskan pengertian teori tingkah laku
konsumen?
2.
Apa saja yang termasuk variabel perilaku
konsumen?
3.
Apa faktor pengaruh perilaku konsumen?
4.
Sebutkan apa saja yang termasuk teori
peilaku konsumen?
5.
Apa
saja metode
penelitian perilaku konsumen?
1.2.2 Batasan Masalah
Penulis dalam memaparkan makalah ini hanya akan membahas pengertian teori
tingkah laku konsumen, variable perilaku konsumen, faktor pengaruh perilaku
konsumen, dan metode penelitian perilaku konsumen.
1.3 Tujuan
Pembahasan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran ini
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui
lebih jelas pengertian teori tingkah laku konsumen
2. Mengetahui
lebih jelas variabel perilaku komsumen
3. Mengetahui
lebih rinci mengenai faktor pengaruh perilaku konsumen
4. Mengetahui
lebih dalam mengenai teori perilaku konsumen
5. Mengetahui
lebih dalam mengenai metode penelitian perilaku konsumen
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tingkah Laku Konsumen
Konsumsi
adalah pengeluaran oleh rumah tangga atas barang dan jasa. Elemen-elemen pokok
dari konsumsi di antara yang paling penting adalah perumhan, kendaraan
bermotor, makanan, dan perawatan medis. Ilmu statistik menunjukkan bahwa ada
keteraturan yang dapat diramalkan dalam cara orang-orang mengalokasikan
pengeluaran mereka antara makanan, pakaian dan hal-hal pokok lainya.
Sejumlah
pertanyaan muncul saat kita berbicara tentang kegiatan konsumen untuk membeli,
kita tidak tahu mengapa orang-orang membeli suatu produk baru, keinginan apa
yang mereka penuhi dan penjelasan-penjelasan yang mungkin ada secara psikologis
dan sosiologi mengenai mengapa konsumen membeli satu produk dan bukan produk
lainya. Hal inilah yang membuat kita perlu untuk mengetahui dan mempelajari
segala hal tentang perilaku konsumen dalam kegiatan konsumsi. Teori tingkah
laku konsumen menerangkan tentang perilaku konsumen di pasaran, yaitu
menerangkan sikap konsumen dalam membeli dan memilih barang yang akan
dibelinya. Teori ini dikembangkan dalam dua bentuk: teori utility dan analisis
kepuasan sama.
Perilaku
konsumen timbul karena adanya kendala dalam keterbatasan pendapatan di satu
sisi dan di sisi lain adanya keinginan untuk mengkonsumsi barang dan jasa
sebanyak-banyaknya. Pada intinya yang akan dijelaskan dalam teori perilaku
konsumen adalah bagaimana fungsi permintaan konsumen itu berbentuk dan lebih
jelasnya kapan kepuasan konsumen itu tercapai. Teori perilaku konsumen pada
dasarnya menjelaskan bagaimana konsumen itu mendayagunakan sumber daya yang ada
(uang) dalam rangka memuaskan kebutuhan/keinginan dari satu atau lebih produk.
Penilaian kepuasan umumnya bersifat subjektif baik bagi pemakai langsung maupun
bagi penilai.
Jadi,
Perilaku konsumen adalah studi dari proses keputusan mengapa konsumen dapat
membeli dan mengkonsumsi produk-produk (RW.Griffin & RJ. Ebert, 2003:366).
2.2 Variabel
Perilaku Konsumen
Variabel-variabel dalam mmepelajari perilaku konsumen
yaitu:
a. Variabel
Stimulus
Variabel
stimulus merupakan variabel yang beradadi luar diri individu (vaktor eksternal)
yang sangat berpengaruh dalam proses pembelian. Contohnya merek dan jenis
barang, iklan pramuniaga.
b. Variabel
Respon
Variabel
respon merupakan hasil aktipasi individu sebagai reaksi dari variabel stimulus.
Variabel respon sangat bergantung pada faktor insividu dan kekuatan stimulus.
Contohnya keputusan membeli barang, pembeli penilaian terhadap barang.
c. Variabel
Interverning
Variabel
interverning adalah variabel antara stimulus dan respons variabel interverning
individu, termasuk motif-motif membeli, sikap terhadap suatu peristiwa, dan
persepsi terhadap suatu barang. Peranan variabel interveningadala untuk
memodifikasi respons.
2.3 Pengaruh Perilaku Konsumen
Menurut
judul salah satu studi klasik, kita termasuk ke dalam “social animals”. Jadi,
untuk memahami perilaku konsumen bergantung pada psikologi dan sosiologi.
Hasilnya berfokus pada empat bidang yang menjadi pengaruh utama terhadap
perilaku konsumen: psikologis, pribadi, sosial, dan budaya (RW.Griffin
& RJ. Ebert, 2003:366)
a. Pengaruh psikologis mencakup
motivasi, presepsi, kemampuan belajar, dan sikap perseorangan.
b. Pengaruh pribadi mencakup gaya
hidup, kepribadian, dan status ekonomi.
c. Pengaruh sosial mencakup
keluarga, pendapat pemimpin (orang yang pendapatnya diterima oleh orang lain),
dan kelompok referensi lainya seperti teman, rekan sekerja, dan rekan
seprofesi.
d. Pengaruh budaya mencakup budaya
(“cara hidup” yang membedakan satu kelompok besar dengan kelompok lainya),
subkultur (kelompok yang lebih kecil, seperti kelompok etnis yang memilliki
nilai-nilai bersama), dan kelas sosial (kelompok-kelompok berdasarkan peringkat
budaya menurut kriteria seperti latar belakang, pekerjaan, dan pendapatan.
Walaupun
seluruh faktor itu dapat berdampak besar pada pilihan konsumen, dampk
faktor-faktor itu terhadap pembelian aktual beberapa produk menjadi
sangat lemah atau dapat diabaikan. Beberpa konsumen, misalnya,
memperlihatkan loyalitas terhadap merek (Brand Loyalty) tertentu, yang berarti
mereka secara rutin membeli produk-produk karena mereka puas atas kinerja merek
produk itu.
2.4 Teori
Perilaku Konsumen
1. Teori Kardinal (Cardinal Theory)
Teori
kardinal menyatakan bahwa kegunaan dapat dihitung secara nominal, sebagaimana kita menghitung berat dengan gram atau
kilogram, panjang dengan centi-meter atau meter. Sedangkan satuan ukuran
kegunaan (utility) adalah util.
Keputusan untuk mengonsumsi suatu barang berdasarkan perbandingan antara
manfaat antara yang diperoleh dengan biaya yang harus dikeluarkan. Nilai
kegunaan yang diperoleh dari konsumsi disebut utilitas total (TU). Tambahan
kegunaan dari penambahan satu unit barang yang dikonsumsi disebut utilitas
marjinal (UM). Total uang yang harus dikeluarkan untuk konsumsi adalah jumlah
unit tambahan konsumsi, tambahan biaya yang harus dikeluarkan sama dengan harga
barang per unit.
Contohnya
yaitu utilitas dari meminum air dapat dinyatakan dalam angka. Misalnya, pada
saat Anda pertama kali minum, tingkat utilitas Anda baru mencapai nilai 6 util.
Selanjutnya, pada saat Anda meminum air dalam gelas
kedua nilai tingkat utilitas Anda meningkat menjadi 11 util. Demikian juga,
pada saat Anda meminum air dalam gelas ketiga nilai tingkat utilitas Anda naik
lagi menjadi 15 util. Selanjutnya, secara berturut-turut untuk gelas keempat
nilai tingkat utilitasnya menjadi 18 util, untuk gelas kelima nilai tingkat
utilitasnya menjadi 20 util, untuk gelas keenam nilai tingkat utilitasnya
adalah 21 util, untuk gelas ketujuh juga nilai tingkat utilitasnya adalah 21
util. Apabila situasi tersebut digambarkan dalam tabel akan tampak sebagai
berikut.
Tabel 1. Utilitas Total dan Utilitas
Marjinal
Jumlah
Air yang Dikonsumsi (Gelas)
|
Utilitas
Total (dalam Util)
|
Utilitas
Marjinal (dalam util)
|
0
1
2
3
4
5
6
7
|
0
6
11
15
18
20
21
21
|
–
6
5
4
3
2
1
0
|
Dari Tabel 1. terlihat bahwa
utilitas total akan naik sejalan dengan kenaikan konsumsi air, tetapi laju
kenaikannya yang semakin menurun. Tabel 1. juga memperlihatkan bahwa utilitas
total dari mengkonsumsi sejumlah air sama dengan jumlah seluruh utilitas marjinal
yang diperoleh hingga ke titik tertentu. Coba Anda perhatikan. Pada saat Anda
mengonsumsi 4 gelas air minum, utilitas total adalah 18 util. Jumlah dari
utilitas marjinal hingga Anda mengonsumsi 4 gelas air minum adalah 6 + 5 + 4 +
3 = 18 util. Jadi, utilitas total adalah jumlah seluruh utilitas marjinal yang
diperoleh hingga ke titik tertentu. Jika data dari Tabel 1. dibuat kurva akan
tampak sebagai berikut.
Kurva 1.
Utilitas Total dan Utilitas Marjinal
|
2. Teori Ordinal (Ordinal Theory)
a. Kurva Indiferensi (Indifference Curve)
Menurut
teori ordinal, kegunaan tidak dapat dihitung; hanya dapat dibandingkan,
sebagiamana kita menilai kecantikan atau kepandaian seseorang. Untuk
menjelaskan pendapatnya, teori ordinal menggunakan kurva indiferensi. Kurva
indeferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi konsumsi dua macam
barang yang memberikan tingkat kepuasan yang sama bagi seorang konsumen. Suatu
kurva indeferensi atau sekumpulan kurva indeferensi (yang disebut peta
indeferensi atau indefferene map), dihadapi oleh hanya seorang konsumen.
Contohnya yaitu jika anda menilai
alternatif yang diberikan yaitu berupa tambahan 2 unit buku lebih rendah
daripada pengurangan 2 unit pakaian. Anda akan memilih kombinasi barang yang pertama.
Anda menilai kedua kombinasi barang tersebut tidak berbeda atau indifferen.
Setelah beberapa alternatif kombinasi barang diberikan, anda dapat memperoleh
beberapa kombinasi barang yang Anda anggap indifferen. Dengan kata lain,
kombinasi barang tersebut menurun, Anda akan memberikan utilitas yang sama.
Setiap kombinasi barang tersebut dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut.
Tabel 2. Pilihan Kombinasi Barang yang
Memberikan Utilitas (Utilitas yang Sama)
Kombinasi
Barang
|
Pakaian
|
Buku
|
A
B
C
D
E
|
20
10
8
5
4
|
4
8
10
16
20
|
Jika
digambarkan dalam kurva, diperoleh kurva indiferren sebagai berikut.
Kurva 2. Kurva Indiferen.
Tabel 2 dan Kurva 2 merupakan salah satu
dari berbagai kemungkinan yang tak terhitung banyaknya. Asumsinya adalah bahwa
konsumen akan memperoleh tingkat utilitas yang lebih tiinggi dengan menambah
jumlah konsumsi kedua jenis barang. Penambahan kedua barang tersebut akan
menyebabkan pergeseran ke kanan atas. Oleh karena itu, kurva indeferren akan
semakin jauh dari titik nol. Dengan kata lain, semakin jauh kurva indeferren
dari titik nol maka semakin tinggi tingkat utilitas yang diberikan oleh
kombinasi kedua barang.
Sebagai contoh kurva 3 memperlihatkan kurva indeferren
yang dikembangkan dari kurva 2.2. yaitu sebagai berikut.
Jadi, kurva IC2 menggambarkan tingkat
utilitas yang lebih tinggi dibandingkan kura IC1, kurva IC3 lebih
tinggi dibandingkan kurva IC2, dan seterusnya.
b.Kurva Garis Anggaran (Budget Line Curve)
Garis
anggaran adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam barang yang
membutuhkan biaya (anggaran) yang sama besar.
Misalnya, Anda memiliki pendapatan tetap
sebagai pelajar seperti kiriman uang dari orangtua sebesar Rp500.000,00 dan
uang tersebut Anda belikan pakaian dan buku pelajaran. Adapun harga pakaian adalah Rp20.000,00 per
unit dan harga buku adalah Rp25.000,00 per unit. Anda akan menghabiskan uang
yang ada untuk membeli pakaian dan buku. Anda dapat membelajankan uang tersebut
untuk membeli berbagai alternatif kombinasi pakaian dan buku. Jika seluruh uang
yang ada dibelanjakan untuk membeli pakaian, Anda dapat membeli 25 potong
pakaian. Adapun jika digunakan untuk membeki buku, Anda dapat membeli 20 buku.
Beberapa kemungkinan dari kombinasi pakaian dan bku tersebut terlihat pada
Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Alternatif Kombinasi Pakaian dan
Buku
Pakaian
|
Buku
|
25
20
15
10
5
0
|
0
4
8
12
16
20
|
Berdasarkan Tabel 3, dapat digambarkan
kurva garis anggaran yang berbentuk garis lurus. Kurva garis anggaran
menunjukkan seluruh kombinasi dari kedua barang yang mungkin terjadi sehingga
seluruh pendapatan konsumen habis dibelanjakan.
Kurva 4. Garis Anggaran.
c. Perubahan Harga Barang dan
Pendapatan
Perubahan
harga dan pendapatan akan memengaruhi daya beli, diukur dari besarnya luas
bidang segitiga yang dibatasi kurva garis anggaran. Bila luas garis bidang
segitiga makin luas, daya beli meningkat.
d.
Keseimbangan Konsumen
Kondisi keseimbangan adalah kondisi di
mana konsumentelah mengalokasikan seluruh pendapatannya untuk konsumsi. Uang
yang ada (jumlahnya tertentu) dipakai untuk mencapai tingkat kepuasan tertinggi
(maksimalisasi kegunaan), atau tingkat kepuasan tertentu dapat dicapai dengan
anggaran paling minim (minimalisasi biaya). Secara grafis kondisi keseimbangan
tercapai pada saat kurva garis anggaran (menggambarkan tingkat kemampuan)
bersinggungan dengan kurva indeferensi (menggambarkan tingkat kepuasan).
Untuk
mengetahui bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatannya di antara dua
produk, perlu digabungkan perngertian tentang apa yang ingin diperbuat dan apa
yang dapat diperbuat oleh konsumen. Ini dilakukan dengan menggabungkan peta
indeferren dan kurva garis anggaran konsumen. Penggabungan peta indeferren dan
kurva garis anggarang konsumen tampak pada Kurva 5 berikut.
Kurva 5. Keseimbangan Konsumen
Berdasarkan
Kurva 5, dalam garis anggaran dapat diletakkan AB di atas peta indeferren
konsumen. Perhatikan posisi di kanan atas garis AB menunjukkan kombinasi barang
yang tidak dapat dibeli dengan anggaran yang dimiliki. Adapun posisi di kiri
bawah garis AB menggambarkan kombinasi barang yang harga belinya lebih rendah
dari pendapatan sehingga tidak masuk hitungan karena diasumsikan bahwa Anda
akan membelajakan seluruh pendapatam sebesar Rp500.000,00.
Dari
Kurva 5, kombinasi barang yang paling disukai dan dapat dicapai dengan anggaran
yang ada terletak pada titik E. Pada titik E tersebut, Andaakan mecapai
utilitas maksimum dengan anggaran terbatas. Artinya, Anda dalam mencapai
utilitas maksimum dibatasi oleh tingkat pendapatan Anda. Keterbatasan di sini
merupakan satu kenyataan bahwa seseorang tidak akan dapat mengkonsumsi barang
yang nilainya melebihi pendapatannya.
e. Keseimbangan
Terhadap
Perubahan Harga Barang
Keseimbangan yang dicapai dapat berubah
karena pendaptan nyata berubah.
Jika pendapatan nyata meningkat, konsumen dapat menaikkan tingkat kepuasannya.
Sebaliknya bila pendaptan nyata menurun, disesuaikan dengan terpaksa konsumen
menurunkan tingkat kepuasannya, disesuaikan dengan anggran yang menurun. Salah
satu faktor yang dapat mengubah pendapatan nyata adalah perubahan harga barang.
f. Reaksi
Terhadap
Perubahan Pendapatan Nominal
Suatu faktor yang dapat mengubah
keseimbangan konsumen adalah perubahan pendapatan nominal. Karena rasio harga
tidak berubah maka kurva garis anggaran bergeser sejajar dengan kurva garis
anggaran sebelumnya.
g.Efek
Substitusi
dan Efek Pendapatan
Harga relatif barang menjadi murah,
sehingga bila konsumen bergerak
pada tingkat kepuasan yang sama dan pendapatan nyata dianggap tetap, maka
konsumen akan menambah jumlah konsumsi barang yang harganya menjadi relatif
lebih murah dan mengurangi jumlah konsumsi barang yang harganya menjadi relatif
lebih mahal. Inilah yang disebut efek substitusi
Pendapatan nyata berubah menyebabkan
jumlah permintaan berubah. Jika perubahan ini dilihat dari sisi harga barang
lain dan pendapatan nominal dianggap tetap, kita akan melihat efek pendapatan.
2.5 Pendekatan
dan Metode Penelitian Perilaku Konsumen
1. Pendekatan
penelitian konsumen
Ada dua
pendekatan penelitian, yaitu pendekatan penelitian cross-soctional dan
longitudinal.
a. Pendekatan
penelitian cross-sectional
Pendekatan
ini di maksud untuk meneliti aspek-aspek perilaku konsumen yang menggunakan
waktu secara relative singkat misalnya meneliti perubahan perilaku konsumen
pada watu tertentu mempelajari nilai dan sikap kosumen terhadap suatu produk dalam
momen waktu tertentu.
b. Pendektan
penelitian logitudinal
Pendekatan
ini dimaksud untuk meneliti-aspek perilaku konsumen yang terjadi dalam beberapa
periode waktu tertentu,
Misalnya
: mengadakan penelitian mengenai pendekatan masyarakat tentang suatu produk
dapat bertahan selama beberapa waktu.
Pendekatan
penelitian longitudinal dilakukan pada periode waktu yang relative lama,
sedangkan pendekatan penelitian cross-sctional menggnakan waktu yang relative
singkat atau sesaat.
2. Metode-metode
pengumpulan informasi konsumen
Ada
tiga metode pengumpulan informasi kosumen, yaitu metode observasi, eksperimen
dan survai.
a. Metode
observasi
Salah
satu mempelajari konsumen adalah dengan cara mengobservasi perilakunya yang
tampak, misalnya mengamati kebiasaan konsumen member produk merk tertentu,
sikap dan penilaiyan konsumen terhadap suatu produk atau merk, jenis-jenis yang
paling disukai oleh konsumen .
b. Metode
eksperimen metode ini merupakan metode pengumpulan dengan cara mengadakan ekspresimen
atau percobaan terhadap situasi.
Misalnya:
mengukur pengaruh situasi khusus terhadap sikap dan prilaku membeli.
Metode
eksperimen terdiri dari eksperimen laboratorium, dan eksperimen lapangan.
1. Eksperimen
Laboratorium
Percobaan
yang dilakukan dilaboratorium adalah untuk mengontrol variabel-variabel dari
luar.
Misanya
: mengadakan percobaan terhadap kesukaan konsumen.
2. Eksperimen
Lapangan
Perconaan
ini dilakukan untuk mengetahui respon konsumen terhadap sutu produk, merek baru
yang di perkenalkan atau dipasarkan. Dapat juga untuk mengetahui pengaruh
harga, iklan terhadap pemasaran produk, atau merek baru.
c. Metode
Survei
Metode
pengumpukan data atau informasi konsumen melakukan partisipsi secara aktif.
Ada
tiga teknik dalam metode survei, yaitu wawancara pribadi (personal interview),
survai melalui telepon (teleponsuveys), dan survai melalui surat (mail surveys)
1. Wawancara
pribadi
Teknik
pengumpulan informasi yang di lakikan dengan infrmasi secara langsung berhadap-hadapan
antara pewawancara (interviewer) dengan konsumen.
2. Survei
melalui telepon
Teknik
pengumpulan informasi konsumen melalui telepon dimaksud untuk
mengetahui pendapat konsumen terhadap penggunaan barang yang telah di belinya.
3. Survei
melalui surat
Teknik
pengumpulan melalui surat dimaksud untuk menyebar luaskan kuisioner kapada
konsumen melalui metode pos.
Tujuan
survei melalui surat antara lain adalah untuk medapat informasi mengenai
tanggapan dan perilain konsumen terhadap suatu produk.
Demikianlah makalah perilaku konsumen mata kuliah pengantar ekonomi semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca.